Nina adalah seorang siswi sekolah dasar kelas lima di sebuah kota kecil di provinsi Jawa Tengah. Sebelum berangkat sekolah, dia selalu berdoa agar hari yang dia lalui dimudahkan dan diridhai oleh Allah. Dia selalu memberikan salam kepada orang tua dan kakaknya sebelum naik mobil jemputan. Terlihat seulas senyum yang merekah indah saat dia mendapat tempat duduk di sebelah jendela mobil jembutan tua itu.
“Assalamualaikum, Nina berangkat ya!” serunya setiap pagi.
Setiap hari Nina menjadi seorang siswa yang biasa saja. Nilai Nina tidak begitu menonjol jika dibanding teman – temannya. Dia juga bukan termasuk siswa popular yang dikenal oleh adik kelas dan kakak kelas. Namun setiap hari Nina selalu terlihat ceria dan senang sekali. Teman -teman Nina menyukainya karena dia sangat baik dan suka menolong.
Suatu hari, Nina istirahat di pinggir pohon setelah selesai pelajaran olahraga. Dia memperhatikan sekeliling dengan teliti, termasuk sarang burung di atas kepalanya. Induk burung yang memiliki sarang burung tidak nampak di sana. Namun Nina heran, sarang burung itu terlihat bergerak menjauhi ujung dahan yang menjadi sanggahannya.
“Wah gawat, bisa – bisa sarang burung itu jatuh!” Nina berkata.
“Nina Nina, ayo main! Kita mau main lompat karet nih,” teman – teman Nina berseru dari tengah lapangan.
Nina kembali mengalihkan perhatiannya kepada sarang burung tersebut. Terlintas di benak Nina untuk langsung pergi menghampiri teman – temannya yang sudah mulai gambreng*. Namun Nina membayangkan bagaimana jika sarang burung itu jatuh dan anak burung yang ada di dalamnya diterkam oleh kucing sekolah yang berkeliaran.
Bersambung
Apa yang akan Nina lakukan adik – adik? Menyelamatkan sarang burung atau pergi bermain dengan teman – temannya?
Bersambung ke cerita pendek Namanya Nina selanjutnya ya:)
R,
2016.